Boyolali – Kepolisian Resor Boyolali menunjukkan kesiapannya dalam menjaga keamanan dan kerukunan masyarakat melalui pengamanan kegiatan budaya dan religi Buka Luwur di Makam Syeh Maulana Ibrahim Magribi, Dukuh Pantaran, Desa Candisari, Kecamatan Gladagsari, pada Jumat (18 Juli 2025).
Kegiatan tahunan yang sarat nilai spiritual ini diikuti lebih dari 1.200 warga dari berbagai desa dan wilayah. Kehadiran para tokoh masyarakat, pemuka agama, perwakilan Keraton Surakarta Hadiningrat, serta unsur pemerintah dan Forkopimda menjadikan acara berlangsung khidmat, tertib, dan penuh nilai budaya. Untuk mendukung kelancarannya, Kapolsek Ampel mewakili Kapolres Boyolali AKBP Rosyid Hartanto menurunkan jajaran pengamanan secara penuh, bersinergi dengan TNI, Linmas, Banser, dan relawan setempat.
Pengamanan di lapangan dipimpin langsung oleh Kanit Samapta Polsek Ampel bersinergi dengan personel Koramil 05/Ampel, Linmas, Banser, dan Relawan Merapi Merbabu serta RAPI. Petugas disiagakan untuk memantau arus pengunjung, menjaga keamanan jalannya acara, serta melakukan pendekatan humanis kepada masyarakat.
Rangkaian kegiatan dimulai dari kirab buka luwur, serah terima sesaji, penggantian kain mori, pembacaan sejarah tokoh, tahlil, kenduri, hingga rebutan gunungan hasil bumi. Dalam sambutan yang dibacakan oleh perwakilan Bupati, disampaikan pentingnya kegiatan ini sebagai bentuk pelestarian budaya leluhur dan momentum memperkuat kebersamaan warga.
Kapolsek Ampel AKP Sunarto, mewakili Kapolres Boyolali, menekankan bahwa kegiatan pengamanan ini tidak hanya bertujuan menciptakan ketertiban, tetapi juga menjadi ruang mempererat toleransi antar umat beragama. “Polres Boyolali hadir tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga menjadi pengayom bagi semua golongan. Tradisi ini mencerminkan semangat gotong royong dan toleransi yang harus terus dirawat,” ujarnya.
Selama kegiatan berlangsung, tidak ada laporan gangguan kamtibmas. Masyarakat dari berbagai latar belakang terlihat antusias dan saling menghormati dalam mengikuti seluruh rangkaian acara. Ini menjadi bukti nyata bahwa tradisi budaya dapat menjadi jembatan memperkuat harmoni sosial dan toleransi antar umat beragama di Boyolali.