Berita TerkiniBerita TerpopulerBinkamBoyolaliSemua Berita

Kemeriahan Ramadan Berakhir di Sahur Kantor Polisi: Polisi Semarang Tangkap 278 Remaja dalam Konvoi Kreak

Semarang, Indonesia – 22 Maret 2025 – Arak-arakan “Kreak” menjelang dini hari, tradisi buka bersama dibulan Ramadan yang berubah menjadi arak-arakan kendaraan yang berisik, ditutup Sahur di kantor polisi sebanyak 278 remaja dini hari tadi. Polrestabe Semarang menahan kelompok kreak itu setelah mengganggu ketertiban saat melintasi jalan.

Insiden itu terjadi Sabtu tengah malam/Minggu dini hari ketika konvoi kelompok itu, yang ditandai dengan kebisingan yang berlebihan dan perilaku yang mengganggu, menarik perhatian Polrestabes Semarang. Pihak berwenang dengan sigap turun tangan, membubarkan arak-arakan, dan mengawal para remaja tersebut ke kantor Polisi Semarang Barat.

“Rombongan ‘Kreak’ akhirnya harus sahur di kantor polisi, dan Polisi Semarang dengan senang hati menyediakan sahur gratis,” ungkap Kapolrestabes Semarang. Situasi yang tak terduga ini membuat personel polisi harus bergegas dan menyediakan makanan sahur yang cukup bagi para remaja yang ditahan. Meski mengakui perasaan campur aduk, petugas memastikan para remaja tersebut diberi makan sebelum matahari terbit.

Kombes Pol M Syahduddi merinci bahwa banyak yang terlibat berasal dari luar batas kota Semarang, yang menunjukkan upaya terkoordinasi. Ia merinci asal remaja tersebut: “Kota Salatiga 4 orang, Kendal 14 orang, Kabupaten Semarang 10 orang, Pati 25 orang, Kudus 8 orang, Boyolali 4 orang, Grobogan 15 orang, Demak 23 orang, Temanggung 5 orang, Batang 2 orang, Magelang 5 orang, Solo 2 orang.”

Penyelidikan atas insiden tersebut masih berlangsung.Polisi berencana memanggil orangtua dari 278 remaja yang terlibat dalam konvoi “Kreak”. Rincian lebih lanjut mengenai potensi tuntutan diharapkan segera dirilis, setelah penyelidikan menyeluruh dan konsultasi dengan otoritas hukum.

Insiden ini menjadi pengingat akan potensi gangguan yang terkait dengan konvoi “Kreak” selama bulan suci Ramadan dan Kapolrestabes Semarang berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali. “Kami mengimbau masyarakat, khususnya para pemuda, untuk tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain. Jadikan Ramadan sebagai momentum memperbaiki diri dan melakukan hal-hal yang bermanfaat,” harapnya.

Related Posts